Cinta dan pernikahan
Cinta dan pernikahan
Satu hari, fatimah bertanya pada gurunya, “Apa itu cinta? Bagaimana saya menemukannya?
Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum yang luas didepan sana.
Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu
saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling
menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta” .
fatimah pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.
Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?”
fatimah menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan
tidak boleh mundur kembali (berbalik)”. Sebenarnya aku telah menemukan
yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih
menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut.
Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya
ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi,
jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya”
Gurunya kemudian menjawab ” Jadi ya itulah cinta”
Di hari yang lain, fatimah bertanya lagi pada gurunya, “Apa itu perkawinan?Bagaimana saya bisa menemukannya?”
Gurunya pun menjawab “Ada hutan yang subur didepan saja. Berjalanlah
tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu
pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi,
karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan”
fatimah
pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa
pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/ subur, dan tidak juga
terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.
Gurunya bertanya, “Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?”
fatimah pun menjawab, “sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya,
setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan
tangan kosong.
Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan
kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan
membawanya kesini.
Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya”
Gurunya pun kemudian menjawab, “Dan ya itulah perkawinan”
Sahabat
Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di
dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang
lebih. Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka
yang didapat adalah kehampaan tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak
dapat dimundurkan kembali. Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur.
Terimalah cinta apa adanya maka dia akan menjadi “right person”buat diri
mu.
Perkawinan .
Manusia selalu mengejar kesempurnaan,
walaupun pada akhirnya dia akan jauh dari kesempurnaan itu. Ketika
kesempurnaan yang ingin kau cari untuk perkawinan itu, maka sebenarnya
engkau telah melepaskan kesempurnaan itu dan menyia nyiakan waktumu
dalam mendapatkan perkawinan itu. Karena kesempurnaan itu berasal dari
rasa puas, dan puas muncul ketika kita bisa menerima apa adanya, bukan
ada apanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan di icip dan dikoment dengan bahasa yang sopan tapi nyentrik