... MAAFKAN SAYA .. (KISAH SEORANG POLANTAS) ...
KISAH TELADAN YANG WAJIB KITA BACA
kisah ini diambil dari berbagai sumber.....
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di
perempatan itu masih menyala hijau. Alex segera menekan pedal gas
kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu perempatan di situ
cukup padat, sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama. Kebetulan
jalan di depannya agak lengang. Lampu berganti kuning. Hati Alex
berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter
menjelang garis jalan, lampu merah menyala.Alex bimbang, haruskah ia
berhenti atau terus saja. “Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak
rem mendadak,” pikirnya sambil terus melaju.
Priiiiit……..!
Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya
berhenti. Alex menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam
hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu
asing.
Hey, itu khan Sobari, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Alex agak lega. Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.
“Hai, Sob. Senang sekali ketemu kamu lagi!”
“Hai, Lex.” Tanpa senyum.
“Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri saya sedang menunggu di rumah.”
“Oh ya?”
Tampaknya Sobari agak ragu. Nah, bagus kalau begitu.
“Sob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan anak-anak sudah menyiapkan
segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh terlambat, dong.”
“Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini.”
Oooo, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Alex harus ganti strategi.
“Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala.”
Aha, terkadang berdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.
“Ayo dong Lex. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIM-mu.”
Dengan ketus Alex menyerahkan SIM, lalu masuk ke dalam kendaraan dan
menutup kaca jendelanya. Sementara Sobari menulis sesuatu di buku
tilangnya. Beberapa saat kemudian Sobari mengetuk kaca jendela. Alex
memandangi wajah Sobari dengan penuh kecewa.Dibukanya kaca jendela itu
sedikit.
Ah, lima centi sudah cukup untuk memasukkan surat tilang.
Tanpa berkata-kata Sobari kembali ke posnya. Alex mengambil surat tilang
yang diselipkan Sobari di sela-sela kaca jendela.
Tapi, hei
apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa ia
tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru
Alex membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Sobari.
“Halo Alex, Tahukah kamu Lex, aku dulu mempunyai seorang anak
perempuan. Sayang, ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut
menerobos lampu merah. Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 tahun.
Begitu bebas, ia bisa bertemu dan memeluk anak-anaknya lagi. Sedangkan
anak kami satu-satunya sudah tiada. Kami masih terus berusaha dan
berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami
peluk. Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa
sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan aku Lex. Doakan agar permohonan
kami terkabulkan. Berhati-hatilah. (Salam, Sobari)”.
Alex
terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Sobari. Namun, Sobari
sudah meninggalkan pos jaganya entah ke mana. Sepanjang jalan pulang ia
mengemudi perlahan dengan hati tak menentu sambil berharap kesalahannya
dimaafkan …….
Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan
pengertian orang lain. Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan
kita. Hidup ini sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati.
~ o ~
Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
hiks hiks hiks *nangis seember komen back y
BalasHapushahahaha..ga kekecilan gan???? hehehe
BalasHapusok menuju tkp
wah, kisahnya bikin sedih..
BalasHapushe..ya begitulah kiranya..semoga kita bisa mengambil hikmah dari semua ini..
Hapusthnks sudah berkunjung gan